Tahun 2008 ini, bagi saya adalah tahun penuh peluang sekaligus tahun penghianatan. Saya mendapat banyak peluang untuk berkarir mandiri bekerja sama dengan sejumlah sahabat yang saya sebut partner kerja. Awalnya tentu saya bersyukur bahwa mereka memberikan kepercayaan kepada saya karena mereka mengajak saya bekerja sama. Bersyukur juga, karena berkat sejumlah kerja sama itu saya mendapat sejumlah pengalaman, rezeki berlimpah, dan kecerdasan. Namun saya gagal dalam manajemen hati. Saya tidak begitu bersabar ketika satu per satu parner kerja saya berkhianat. Pengkhianatan itu, ketika saya diajak menyiapkan konsep-konsep dan pembangunan proposal taunya ketika projek itu di tangan, parner saya memilih bekerja sama dengan orang lain. Di lain waktu, saya dibohongi mengenai pembagian keuntungan. Di saat lain, laporan keuangan tidak transparan hingga pekerjaan tersendat-sendat. Saya mestinya menganggap hal-hal di atas dengan kepala dingin hingga saya tak perlu bereaksi negatif. Mestinya saya l...