Kebetulan benar, sembahyang Jumat baru akan dimulai ketika saya tiba di mushola ECU Joondalup. Mungkin sekitar 25 orang siang ini memenuhi ruangan 4 x 6 meter mushola yang dari wajahnya sebagian besar dari Timur Tengah. Ternyata hari ini juga tepat dengan peringatan Maulid Nabi. Tapi di Perth, tak ada keriaan yang berhubungan dengan mauludan. Kalau ingat di tanah air yang biasanya hiruk pikuk hingga sebulan ke depan, di sini tak ada tanda-tanda sama sekali. Jangan kaget saja, di Perth orang sembahyang banyak yang pakai celana pendek selutut. Kalau itu terjadi di tanah air, bisa jadi bahan omongan setahun penuh.
Remeh temeh cerita sehari-sehari, prasasti bahwa saya pernah singgah di planet ini