Butuh sebuah keberanian dan kedekadan ketika saya memutuskan berhenti dari sebuah pekerjaan yang telah memberikan karir dan beragam fasilitas. Saat itu saya sedang tertarik meditasi. Begitu merasuknya ajaran dan laku meditasi membuat saya kehilangan obsesi akan duniawi. Alam bawah sadar saya bertualang ke rongga-rongga misteri alam semesta. Saya lalu belajar mendengarkan hati. Bekerja untuk kedamaian, untuk hati. Kaya miskin bukan patokan. Saya ingin mencapai puncak spiritual. Indah sekali proses menuju sana. Namun rupanya, dalam pergulatan menuju 'puncak' yang saya harapkan sesuatu terjadi. Saya mengalami pergolakan iman yang mahadasyat hingga akhirnya saya memilih kembali ke ajaran yang diwariskan oleh keluarga dan kekampung. Namun saya merasa lebih siap dengan segala kondisi sekarang. Kembali ke soal karir dan pekerjaan, sepertinya saya terus terlanjur 'mendengarkan' hati bicara. Sampai pada suatu titik, saya memilih untuk menjadi pengajar saja. Saya sadari saya akan...
Remeh temeh cerita sehari-sehari, prasasti bahwa saya pernah singgah di planet ini