Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2009

Mega-SBY-JK: Sudahlah, Semua Curang, Kok

JK-Wiranto menolak hasil penghitungan suara KPU. Mega-Prabowo pun demikian. Jika SBY-Boediono kalah pun, saya percaya mereka akan menolak. Kedua kubu yang kalah telah banyak mencatat praktek kecurangan selama proses pemilihan. Saya pun percaya kalau kelompok SBY-Boediono juga memiliki data kecurangan di lapangan. Mega-Prabowo dan JK-Wiranto merasa berhak mengajukan gugatan karena mereka kalah. Dengan sejuta alasan mereka berusaha memperpanjang persoalan supaya seolah sebagai pejuang demokrasi. Padahal kita tahu semua orang melakukan kecurangan. Semua orang punya target yang harus dicapai. Padahal kita semua sejak dari awal sudah yakin pemenang dari pilpres ini adalah SBY. Maka, sudahilah.

Cheerleader Boy

Bagaimana rasanya menjadi seorang ibu ketika menemukan anak lelaki satu-satunya yang masih berusia 10 hampir 11, lebih berambisi untuk menjadi seorang cheerleader dari pada terus mengikuti kelas gulat di sekolahnya? Hambatan tak hanya di dapat dari ibu, pun dari pihak sekolah yang sangat ketat menjaga perilaku anak-anak didiknya yang tak sesuai tuntutan 'kodrat'. Lalu siapa yang akan mendengarkan dan memahami mau si anak? Film ini seperti sedang 'menegur' penonton, sekaligus berwacana jika kelak anak-anakmu seperto tokoh utama di film ini, apa yang dapat kita lakukan? It's not about you, it's about the son.

Cirebon Lagi

Long weekend. Saya usulkan ke istri saya untuk ke Cirebon saja, jenguk saudara tertuanya yang sakit. Tentu saja dia sambut dengan riang gembira. Ada alasan lain yang saya punya, sebentar lagi lebaran, saya ingin merayakan di Bogor bersama keluarga besar saya setelah beberapa kali lebaran selalu ke Cirebon. Soalnya lagi, jika saya jadi berangkat ke luar negeri untuk sekolah lagi, kan tidak tahu apa bisa pulang setiap tahun. Berangkat Sabtu pagi. Tol Cikampek lumayan padat apalagi menjelang simpangan menuju Bandung. Setelah itu lancar. Namun di daerah pantura sempat terhadang macet total lantaran seorang polisi (mungkin sinting), menghentikan truk di tengah jalan hingga menutup dua jalur jalan. Beberapa kilometer dari titik itu, kembali ada razia. Kali ini sepertinya resmi. Puluhan polisi berjajar membelah dua jalur. Kendaraan besar ke jalur tengah sementara kendaraan kecil ke jalur pinggir. Satu per satu diminta berhenti dan mereka memeriksa setiap jengkal isi mobil. Setelah kasus pemb...

Akankah Saya Mendapat Beasiswa dari IDB?

Akhirnya undangan wawancara dari panitia beasiswa IDB (Islamic Development Bank) datang juga. Ada dua hari wawancara untuk dua kelompok dosen yang berbeda. Saya mendapat giliran hari pertama, Jumat. Ternyata, tidak semua yang dipanggil benar-benar sudah siap dengan segala LoA dari unviersitas tujuan di luar negeri. Alhamdulillah, saya sudah punya. Bahkan 3! Australia, Belanda, dan Inggris. Favorit saya, tentu saja Inggris meskipun Belanda juga boleh. Australia? Hmmm, sejujurnya agak kurang asyik untuk dibayangkan, mengingat universitas yang saya tuju berada di Perth, Australia Barat, yang berdasar hasil browsing, tak terlalu indah untuk didatangi. Apalagi untuk 3 tahun! Ada dua penguji, seorang bapak dan seorang ibu yang dengar-dengar mereka sudah sangat berpengalaman dalam mewawancara para kandidat penerima beasiswa. Saat wawancara, semua terkesan sangat smooth dan bahkan menyenangkan. Beda dari cerita-cerita dosen lain yang mendapat banyak 'sandungan' dari dua pewawancara ini...

Kisah Sebuah Kekalahan

Sambil bercanda kepada para sahabat, saya bilang mungkin pihak di balik pengeboman Marriott adalah 'dia' yang kalah dalam pemilihan. Rupanya bagi SBY, presiden pilihan saya, tak menganggap itu bercanda. Beliau serius. Maka beliau bilang di depat pers, mereka yang tidak puas dengan hasil pemilu ada di balik prahara ini. Tak mungkin seorang kepala negara sembarangan bicara demikian. Dan mengapa Prabowo harus marah? Yang kalah kan bukan dia saja.

Duka Marriott, Lagi

Indonesia kembali mencuri perhatian dunia, duka juga bagi dunia. Bom lagi-lagi diledakkan oleh orang-orang sinting di hotel Marriott, ditambah dengan di hotel Ritz Carlton dan Muara Karang, Jakarta. Spekulasi berhamburan dari banyak orang siapa yang kira-kira di balik semua ini. Apakah kelompok yang sama dengan pengebom sebelumnya atau kelompok baru? Siapa pun mereka, yang jelas mereka orang-orang yang sudah tertutup mata hatinya. Bisa seseorang, bisa sekelompok orang, bisa satu bangsa, bisa sekelompok bangsa. Alasannya pun bisa beraneka macam. Bisa karena sinting, sakit hati, kalah, atau persaingan. Psikopat? Kalah dalam pemilihan? Persaingan antar bangsa? Wallahualam.

Basil at Pacific Place

Sebuah kota dengan seekor King Kong, dibangun dari olahan coklat yang disponsori oleh Silver Queen.

Bye Bye Mega, Bye

Entah memang sudah kepribadian para capres dan cawapres, suka menyerang lawan. Saya melihat gelagat Megawati dan apalagi Prabowo, termasuk Jusuf Kalla. Semua berbondong-bondong mencari celah kekurangan SBY dan pasangannya. Kekurangan ini kemudian dijadikan materi propaganda yang mereka pikir dengan semakin banyak kelemahan SBY terbongkar akan meningkatkan simpati masyarakat. Mereka lupa satu hal. Orang Indonesia memiliki belas kasihan yang luar biasa tinggi. Semakin diayaniaya, entah itu benar atau keliru, semakin orang ini akan mendapatkan dukungan. Megawati tak belajar dari pengalaman. Ibu kita ini, lima tahun lalu rajin sekali mengeluarkan energi sekedar untuk menjelekkan SBY. Kali ini diulang lagi. Hingga akhirnya mereka para penganiaya harus menyerah kalah. Eh, sudah terbukti kalah pun (memang belum dilegimitasi) masih saja terus membuat pembenaran dan mencari kambing hitam. Seolah mereka yang dicurangi. Saya sempat optimis, ketika SBY turun lima tahun lagi, pilihan saya akan jatu...

Sering Lupa Parkir di Mana

Biasanya, jika saya parkir, ya, tinggal parkir saja. Namun begitu kembali, saya sering lupa dimana saya meletakkan kendaraan. Terutama jika di gedung perkantoran atau di pusat perbelanjaan. Terutama lagi jika sedang sendirian. Saya harus menyadari kalau saya memang sudah menjadi pelupa untuk hal-hal sekecil ini. Nah, salah satu ide yang kemudian saya praktekkan adalah dengan membuat foto petunjuk dimana saya parkir. Dengan cara ini, saya tak tersesat lagi.

SBY Menang, Alhamdulillah

Lega juga, capres yang saya pilih akhirnya mendominasi perolehan suara. Di beberapa TPS sekitar rumah, daerah Kemayoran, SBY yang menang. Berdasarkan perhitungan quick count juga SBY yang menang. Memang beliau yang paling layak. Megawati sudah bukan lagi masanya. Prabowo belum pas waktunya. Kalla dan Wiranto, tak pernah ada waktu buat mereka. Berikut perhitungan sementara, seperti yang saya kutip dari vivanews.com: Seperti yang ditayangkan VIVAnews , hingga pukul 18.00 WIB, hasil penghitungan tiga lembaga, Lembaga Survei Indonesia (LSI), LP3ES, dan Cirus, menunjukkan kemenangan SBY-Boediono. Untuk LSI menunjukkan pasangan SBY-Boediono meraih 60,85 persen, Mega-Prabowo 26.59 persen, dan JK-Wiranto 12.59 persen. LP3ES juga menunjukkan hal yang sama, SBY-Boediono meraih 60,28 persen, Mega-Prabowo 27,53 persen, dan JK-Wiranto 12,19 persen. Sedangkan untuk Cirus memperlihatkan SBY-Boediono meraih 60,2 persen, Mega-Prabowo 27,49 persen, dan JK-Wiranto 12,31 persen.

Basil Ikut Nyontreng

Pendidikan politik perlu dilakukan sejak dini. Saat nyontreng pada pemilihan capres dan cawapres tahun 2009 ini, saya bawa serta Basil. Bahkan saya ajak dia untuk mencelupkan jari kelingkingnya ke botol tinta. Setelah jarinya tercelup, untuk eberapa saat dia bingung dengan warna gelap di ujung jari mungilnya. Saya, istri, dan Basil sangat bergairah melakukan pemilihan kali ini. Entah kenapa, tapi saya rasa ini adalah salah bentuk syukur dan harapan atas kepemimpin SBY. Terang saja saya mendukung dan memilih SBY. Nak, apa yang kamu hari ini, adalah sejarah bagi negeri kita tercinta.

Korban Kampanye Hitam

Seorang sahabat berteriak tak akan pilih SBY, dia lebih suka pilih satu dari yang lainnya. Tapi dia tak menyebutkan siapa. Dalam percakapan telepon dengan seorang sahabat lain, sahabat saya yang ini pun lantang tak akan pilih SBY. Alasannya, SBY terlibat dalam mendesain kekisruhan DPT. "Pilih siapa?" tanya saya. Tak ada jawaban jelas. Tidak pilih SBY tapi tak berani menyebutkan siapa yang dipilih. Masih LUBER? Tidak. Tapi asumsi saya mereka malu menyebutkan apakah Megawati atau JK, karena mereka sendiri sadar bahwa dua pemimpin partai ini memang kurang layak diperhitungkan jika harus disandingkan dengan SBY. Saya yakin di balik semua ini, black campaign-lah yang telah menutup mata hati sahabat-sahabat saya. Isu DPT, neoliberlism, dan agama, menjadi materi kampanye hitam yang bagi pribadi-pribadi tertentu bisa menjadi alasan kuat untuk menghindar tokoh yang terlibat di dalamnya.

07.07.09

Dua tahun saya jalani pernikahan. Betul kata orang, penuh suka, penuh duka. Bagi saya, pernikahan adalah perjuangan sepanjang umur. Semoga Allah terus membimbing dan melindungi saya dan istri. Semoga pernikahan ini bisa terus melembaga hingga akhir hayat kami.

Apa Salahnya Pemilihan Capres dan Cawapres Satu Putaran Saja?

Apa salahnya pemilihan capres dan cawapres satu putaran saja? Bukankah menjadi sangat baik bagi semua pihak jika satu putaran saja, siapa pun yang menang? Jika Megawati dan JK cukup percaya diri, mestinya mereka tak harus kuatir dengan tantangan itu. Tapi Megawati dan JK tak punya nyali. Mereka jauh-jauh hari sudah mentargetkan pemilihan capres dan cawapres akan terjadi dalam dua putaran. Putaran pertama, menurut kubu Megawati, Ibu ini masuk. Menurut kubu JK, tentu JK yang masuk. Kalau Mega dan JK merasa akan masuk dalam putaran pertama, maka masing-masing juga memperhitungkan SBY sebagai saingan pertama pada putaran pertama. Nah, pada putaran kedua, masing-masing baru merasa yakin akan unggul. Sebetulnya, menurut saya mereka, Mega dan JK, sesungguhnya sudah bisa mengukur diri. Mereka tak akan menang.

Basil ke PRJ

PRJ datang lagi. Pengalaman kedua buat Basil. Pengunjung sangat banyak. Untungnya datang sejak awal dibuka, hingga masih mudah mendapatkan tempat parkir dan belum terlalu sesak di dalam arena pameran. Ketika pulang sore, melihat antrian yang sangat panjang orang-orang yang baru datang, saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Sejujurnya, tak ada yang sangat istimewa yang bisa disaksikan. Semua barang bisa dengan mudah ditemukan di pusat perbelanjaan, setiap hari.

Satu Putaran Ilegal?

Beberapa kali saya melihat pernyataan Megawati menyoal iklan satu putaran yang ditayangkan di televisi. Kata beliau, "Betapa sombongnya orang yang mengatakan bahwa dia bisa memenangkan pemilihan capres dalam satu putaran. Padahal pemilihannya saja belum dilakukan." Terus terang, saya sangat geli mendengar pernyataan Ibu kita ini. Belakangan, Jusuf Kalla pun tidak senang dengan iklan tersebut. Ia bahkan bilang bahwa iklan tersebut ilegal karena tidak diterbitkan oleh tim sukses kubu SBY. Sesungguhnya, iklan ini memang tidak dibuat oleh tim sukses SBY, tapi oleh sebuah lembaga pro demokrasi pimpinan Denny JA, pemilik Lingkaran Survey Indonesia. Namun demikian Mahkamah Konstitusi akhirnya mengetuk palu bahwa iklan tersebut legal. So, apa salahnya jika pemeilihan capres dan cawapres nanti cukup satu putran saja? Biar kita tak sering-sering pergi ke TPS. Satu kali saja banyak yang enggan, apa lagi dua. Tapi rupanya, bagi Megawati dan JK, pemilihan dalam satu putaran saja telah men...

Detikom Pro Mega Pro?

Saya mengamati pemberitaan yang ditulis oleh Detikom belakangan ini. Menjelang pemilihan capres dan cawapres, saya mengendus bahwa Detikom terlalu mencolok untuk mendeskreditkan pemerintah atau dengan kata lain SBY. Portal berita ini terlihat nyata lebih mengagungkan kubu Mega-Prabowo. Dari mulai judul, pilihan berita, isi berita, termasuk dari arah mana berita ditulis. Menurut saya, Detikom mestinya tak harus melakukan agenda setting sedemikian rupa untuk mendukung golongan tertentu. Mereka harus netral.