Suatu ketika saya membaca sebuah koran kuning. Lalu muncullah ide tulisan ini: Tidak setiap pagi, tapi lumayan kerap, saya menonton program siraman rohani di televisi. Biasanya tayang setelah sembahyang subuh. Pada salah satu episode yang disiarkan oleh TVRI 2, seorang ustadz berkotbah. Ia bertugas pada Bagian Keagamaan Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. Saya lupa namanya. Salah satu tugas yang ia emban adalah membantu para pasien melewati saat-saat kritis sakaratul maut. Proses melepasnya nyawa dari jasad ada yang sedemikian sulitnya karena sebab-sebab tertentu yang tentu saja hanya Allah yang tahu. Membuat mereka yang menyaksikan kuatir dan kasihan. Menurut Bapak Ustadz itu, salah satu hal yang membuat sekarat seseorang susah karena susuk yang dimiliki oleh pasien. Susuk memang tak terlihat. Hanya orang-orang berkemampuan lebih saja yang bisa melihat seseorang memiliki susuk atau tidak. Ustadz ini yang membantu mencabut susuk. Nah, setelah susuk diangkat, umumnya pasien akan segera ...
Remeh temeh cerita sehari-sehari, prasasti bahwa saya pernah singgah di planet ini